Serenada Duka..

Begitu airmatamu kering, Adinda basuhlah muka dan bersujudlah
Bukankah Ebiet G Ade berrisalah; Tak guna engkau berlari mengejar mimpi yang tak pasti ….
Maka biarkan bait bait itu …
… tinggal dalam keindahan kata
Sesungguhnya cerita tentang kita hanyalah secuil fatamorgana senja
datanglah bila hatimu rindu tapi jangan lagi ucapkan; cinta …
*From RDK*

Resolusi Tahun Baru (again)

Kembali aku merajut imaji

menepis nyata dan menyulam mimpi

Memupuk harap akan suatu yg tak pasti

 

Tapi entah mengapa aku menikmati

perih nya penantian di ujung hari yg semakin tak pasti

 

Semakin lama asa ini semakin enggan bicara.

Dia menyerah pada kehendak mimpi dan imaji.

Dia bertekuk lutut pada perih dan sepi yg tak henti mewarnai

 

Asa itu semakin membisu dan mulai pergi………jauh melayang

Meninggalkan aku sendiri…

Membisu bersama asa………

Menangis Bermalam-malam..

Sepertinya aku melakukan Re-post, tapi memang ini kembali yang kurasakan.. Tepatnya di bulan Oktober. Dan kembali, Ini bukan judul lagu. Atau sebuah puisi di siang hari. Namun memang kenyataan yang terjadi pada diri ini. Ah, Kalau ditilik, sudah lama aku tak menangis sampai sakit seperti ini. Dan sudah lama juga, hati ini ku tameng sedemikian rupa, agar tak menangis. Namun malam itu, semua pertahanan itu hancur. Hati ini menangis, jiwa itu meleleh. Aku menangis semalaman.

Mungkin yang menjadi penyebab tak usah dijelaskan. Tapi yang pasti garis besar masalah hati, suatu kekecewaan yang tak diinginkan. Saat hati ini menginginkan suatu dan menyadari sesuatu, namun dihempaskan dengan keras. Kecewa, sakit dan menyesal. Hingga akhirnya perih itu berubah menjadi tangis.

Entah sudah berapa lama aku tak menangis. Selain bukan seorang wanita yang gampang menitikan air mata, juga berbagai cobaan di diri tak pernah kulalui dengan tangisan. Di teror seseorang, kabar kematian saudara, ataupun kisah percintaan yang berakhir pilu, tak membuatku menangis sesegukan seperti malam di bulan Oktober itu.

Terakhir yang ku ingat, diri ini menangis, ketika kakakku yang laki-laki menikah dengan wanita yang semula memang tak kuinginkan. Menangis hingga berhari-hari. Tak terima dan perasaan sakit hati, berkecamuk hebat. Nah itu pun, sudah 4 tahun lamanya.

Aku sendiri bertanya-tanya, kenapa bisa menangis saat itu? Kemana sosok seorang Vinna yang tegar? Apakah kerapuhan ini sosok aslinya? Atau hanya suatu akumulasi tegar yang berkumpul dan ditahan selama ini, meledak seketika. Ah, aku tak tahu jawabnya.

Namun yang pasti, pagi harinya aku menarik kesimpulan. Bahwa menangis itu perlu. Menangis akan membersihkan mata dari segala bentuk racun atau debu yang menempel padanya.

Dengan menangis, perasaan emosi, rasa sedih, marah, dan perasaan-perasaan lain yang seringkali menimpa manusia akan lebih terjaga.

Dan dengan menangis, kita menjadi tahu perasaan kita sebenarnya. Dan juga lebih berhati-hati untuk kedepannya.

Pemerintah dan Media Belajarlah dari Jepang

Gempa dan tsunami yang mengguncang Jepang, memang membuat warga Kota Padang tergidik. Bagaimana tidak? Sebanyak 1 juta warga Padang berada di zona merah.  “Sudah waktunya pemerintah harus fokus bencana. Jangan selalu reaktif dan terdiam. terlebih lagi tidak berfungsinya alat pendeteksi gempa dan tsunami,” lontar Wapemred Padang Ekspres Heri Sugiarto kepada Pemred Padang TV, Vinna Melwanti dalam diskusi Dapur Redaksi, Sabtu (19/3).

Peristiwa di negara matahari terbit itu memang dahsyat. Tsunami setinggi 10 meter membuat jutaan rumah dan ribuan infrastruktur hancur dan Jepang lumpuh total. Padahal negara ini yang paling siap dalam menghadapi segala kemungkinan bencana, baik gempa maupun tsunami. Lalu bagaimana dengan daerah kita yang juga masuk dalam jajararan rawan bencana? Seberapa siapkah kita?

“Sangat belum siap. Bahkan tak hanya yang akan kita kerjakan, pekerjaan rumah sebelumnya banyak yang tak selesai. Bukan saja jalur evakuasi by pass yang digadang gadangkan masih terkatung, bangunan yang tak ramah gempa, hingga kurikulum pendidikan gempa yang juga tak kunjung selesai,” sambar Pemred Posmetro Padang, Sulaiman Tanjung menjawab pertanyaan.

Jika dibandingkan dengan kesiapan. Kita memang jauh. Jauh sekali. Namun yang pasti infrastruktur, perhatian pemerintah dan kesadaran warganya, harus segera diprioritaskan. “Kita pun harus mengevaluasi zona shelter yang saat ini dibangun. Karena bisa saja, zona itu berubah jika dilihat dari kekuatan 25 KM Jepang. Selain itu simulasi dan kegiatan pemantapan prilaku masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadi gempa dan tsunami, tambah Heri.

Disisi lain, Vinna juga mengupas bagaimana media menjadi dua sisi mata uang yang dilema dalam memberikan informasi bencana. Apalagi memberitakan isu yang sedang berkembang di tengah masyarakat. Menjadi kabar penakut, atau memberikan informasi yang sebenarnya kepada masyarakat.

“Kita mengolah isu menjadi suatu yang bermanfaat. Masyarakat harus diberikan fakta informasi. Dan juga media harus memberikan ruang informasi dan tips tentang menghadapi bencana. Tentunya mendorong pemerintah agar konsen terhadap pembangunan yang berwawasan mitigasi,”  urai Tanjung.

Semoga saja, kita belajar tak hanya selalu berada dalam tataran konsep. Pembelajaran Aceh, Jogya dan Mentawai serta Jepang ini makin membuat Sumbar naik kelas dalam hal kesiapan mitigasi. Saksikan Program dapur redaksi yang ditayangkan setiap Sabtu pukul 20.00 WIB ini mengupas berita yang diangkat dalam seminggu, di Harian Pagi Padang Ekspres dan Posmetro Padang. Saksikan hanya di Padang TV. (vin)

Antara ada dan Tiada

Ketika Ilusi Lebih Indah dari Kenyataan

Manusia, sesungguhnya, hidup didalam ILUSI. Kenyataan yang seolah menempatkan Manusia hidup bersentuhan dengan FAKTA pada kenyataannya adalah sebuah ILUSI karena seringkali FAKTA KEHILANGAN REALITASNYA didalam kehidupan Manusia. Itulah sebabnya, DERITA seseorang belum tentu merupakan DERITA bagi orang lain, dan KEBAHAGIAAN seseorang belum tentu pula sebuah KEBAHAGIAAN bagi pribadi lainnya. Setiap orang membangun DUNIA miliknya sendiri, didalamnya ia menimbun makna dan segala keyakinan hidup yang lalu menjelma menjadi BANGUNAN REALITAS BAGI DIRINYA SENDIRI. Dengan cara itulah seseorang hidup, karena dengan membangun dunianya maka ia membangun dirinya sendiri pula. Dunia dan diri yang dibangun secara berbarengan ini, tak pelak lagi, merupakan PURI TERPENCIL ditengah padang luas; ia TERASING didalam angan dan harapan miliknya sendiri. Padang rumput yang terbentang luas, adalah kelana asing yang disangkanya kejam dan menakutkan. DISANGKANYA.

Pernahkah kau keluar dari ‘zona amanmu’?
Hal apakah yang kau rasakan tatkala bersentuhan dengan sesuatu yang mulanya kau ‘sangka’ asing dan kejam itu?
Ketika kau dapat beradaptasi dengan REALITAS BARU itu, dapatkah kau hidup dengannya?
Bila jawabmu adalah AKU DAPAT HIDUP DENGAN KENYATAAN BARU, maka, tepat pada saat itu pula kau tengah membangun REALITAS BARU BAGI DUNIA BARUMU..

Padang TV Makin Manjulang

Empat tahun sudah usia Padang TV.  Berbagai  aral yang menyapa, membuat usia yang dini ini menjadi matang. Bagaimana tidak, pasca gempa yang sempat membuat perekonomian Sumbar tergoncang dan berdampak omset perusahaan, bisa teratasi. Orientasi sosial pun makin kita hadirkan dalam bentuk program-program sosial, agamais dan menghibur.

Tetap memberikan informasi dalam kondisi apapun, memang menjadi salah satu prinsip Padang TV. Begitupun dalam kondisi pasca gempa. Meski dalam kondisi emergensy, Padang TV tetap siaran dan menyuguhkan informasi tanpa henti.

Usia ini pun menjadi ajang refleksi bagi tivi kita. Kita akui memang masih belum sempurna. Baik dari sisi pelayanan, kualitas gambar, kualitas audio dan penyajian informasi. Itu semua akan menjadi perhatian kita dalam melakukan pembenahan menuju kualitas.

Dimomen 4 tahun ini, selain tetap mengusung konten lokal, kami fokus kepada edukasi. Memberikan program pencerahan dan  mengarah makin intelektual. Selain itu, kami akui keinginan pemirsa yang menginginkan Padang TV hadir di semua daerah, karena itu kami akan terus mempelebarkan jangkauan.

Kedepannya, dengan semangat inovasi dan kreativitas, kami terus hadir memanjakan keinginan pemirsa. Selain membuat survei pemirsa secara rutin, rating program akan terus kita tingkatkan. “Kami tetap komit untuk terus menciptakan program-program yang inovatif, cerdas, tajam dan menjadi trendsetter di industri pertelevisian lokal. Dan tentunya dengan conten lokal yang menjadi kebanggaan bersama warga Sumbar,” ungkap GM Padang TV, Rita Gusveniza didampingi Pemred Padang TV Vinna Melwanti.

Terakhir kami mengucapkan terimakasih kepada para pihak. Dan tentunya kepada semua kru Padang TV yang dengan semangat muda, kekompakan dan semangat kekeluargaan, Padang TV bisa terus berada menjadi media di tengah masyarakat. Padang TV, makin Manjulang!(vin)

Menakar Sumbar 2011

Menengok kembali perjalanan Sumbar satu tahun terakhir. Setidaknya ada dua aspek yang bisa dipotret. Pertama, dalam potret peristiwa. Kedua, Sumbar dalam potret angka-angka pembangunan.
Di awal 2010, Sumbar masih berbenah pasca gempa 30 September 2009. Pemulihan mental korban, perbaikan infrastruktur, dan menggiatkan kembali aktivitas ekonomi sembari menarik investor agar tak beralih.

“Bagaimana media memandang usaha Pemerintah dalam melakukan recovery terhadap hal ini?” tanya Pemred Vinna Melwanti kepada Pemred Posmetro Padang Sulaiman Tanjung dalam Dapur Redaksi di Padang TV, Sabtu (8/1) pukul 20.00 WIB.

Meski memberi apresiasi, sebab dari data BPS menyatakan, pertumbuhan paling tinggi terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang tercatat sebesar 6,66 persen. Ini boleh dikatakan Sumbar termasuk daerah yang relatif cepat bangkit pasca bencana. “Namun yang kita lihat adalah daya serap terhadap anggaran yang kurang,” katanya.

Sementara Wapemred Padang Ekspres Nashrian Bahzein juga mengingatkan pada medio 2010, tepatnya 7 Mei, berlangsung pilkada serentak terbesar di Indonesia. Sebanyak 13 daerah dari 18 kabupaten/kota menghelat pemilihan kepala daerahnya. “Media pun mencatat terjadi suhu politik yang panas, meskipun akhirnya kita menjadi pionir penyelenggaraan pilkada yang aman,” sambung Pemred Padang Today, Reviandi Iwan Syahputra yang akrab disapa Gope.

Hingganya perjalanan Sumbar 2010 boleh dikatakan tidak ringan. Bencana alam beruntun disertai prediksi gempa susulan telah mempengaruhi psikologi masyarakat. Hal ini menjadi poin penting dalam menyongsong tahun 2011. “Sekali lagi, perlu sinergi. Sinergi yang muncul dari kesadaran utuh dalam menjalankan peran masing-masing, mulai dari pemerintah, masyarakat, sampai perantau. Ini menjadi kunci Sumbar menyongsong 2011,” tukuk Vinna Melwanti menyimpulkan.  (vin)

 

5 Menit Lewat Tengah Malam

5 Menit lewat Tengah Malam

Ragaku Letih

Otakku Lelah

Jiwaku Melayang

Mataku Menerawang

 

5 Menit Lewat Tengah Malam

Kutersentak Sadar

Jiwa Ini Terombang ambing

Oleh Harap yang Tak Pasti

 

5 Menit Lewat Tengah Malam

Moga ini ilusi demam

Moga Hanya Mimpi

Dan Segera Terlepas rasa ini

Maling oh Maling..

memory laptop peneman kerja

memory laptop peneman kerja

Masih belum ilang nieh kesel waktu nulis post ini. Tentu aja udah bisa nebak, dari judulnya. Yup. Maling. Gak kira-kira tuh maling, semua barang berharga (dari data n juga harganya pun) digondol semua. Maklum lah kalo gw kelabakan, selain semua barang yang worth bagi gw, pengeluaran gw padat di Desember, data smua hilang dan belum lagi trauma disisakan.

Kejadiannya tiga hari lalu, Selasa 21 Des 2010 praduga sekitar jam 04.00 mpe jam 05.00 pagi di RUMAH GUE. Ketahuaanya pas gw bangun jam 10.00 (ya secara gw tidur jam 4 gt) pas di cek ternyata laptop gak ada.

Setelah di telusuri n dicari, akhirnya gw sadar kalo HP and BB gw juga ga ada. Penderitaan gak berhenti disitu, dicek lagi ternyata jam kesayangan gw, Alexander Cristy (belinya pun nabung, itu pun pas ngelirik di toko jam salah satu mall di Jakarta-tragis) gak ada.

N gilanya lagi, smua barang itu berada di kamar alias tempat tidur gw. Dan tuh maling biadap masuk ke kamar. Sekali lagi, dia masuk kamar, ngambil barang yang ada d muka gw. Asli, gak kebayang kalo gw kebangun, pas mukanya yang kaya setan itu sempet gw liat. (gak mau membayangkan.. Huft)

Sontak paginya gw lemes. Mau nelpon siapa, nomor satupun g ingat. Pas gw periksa, ternyata tuh maling masuk lewat pintu utama.  Kaca depan (nako) dibuka n ngebuka kunci pintu yang masih nempel di gagangnya.. (Gila, dah diintai sejak lama)

Beberapa jam kemudian, temen kantor pada dateng. Mereka saran n anterin lapor ke Polisi. 4 The 1st time gw lapor keilangan dan juga jadi subyek di polisi. (yang biasanya mangkal di kriminal buat bikin berita, dan sekarang jd konsumsi berita)

4 the 1st time juga gw biasanya mewancara sekarang diwawancara. N 4 the first time lagi, gw muncul di koran n di TV also portal online dengan judul yang bikin nunduk kepala. “Pemred Padang TV Kemalingan”… 😦

Pas diitung emang jelas gw rugi (mana ada yang kemalingan gak merugi).  Jika ditotal semuanya Rp15 juta. Tapi itu belum seberapa dengan smua data yang ada. Itu laptop (si putih byon) isinya data”, proposal, Mou, dokumen gw semenjak kerja di Padek dan Padang TV dan juga data pribadi dari kuliah.

memory laptop, HP N97 dan juga kucing ku yang ikut Hilang

memory laptop, HP N97 dan juga kucing ku yang ikut Hilang

Belum lagi HP n BB yang isi kontak person relasi smua d sana. Asli smua networking yang dah dibangun, hilang smua. Suks… T___T

Dan sekarang yang bikin trauma adalah, setiap malam gw gak bisa tidur. Gimana gak, gw yang tinggal sendiri masih ngebayangin tuh maling bisa dengan tenangnya masuk kamar n ngegasak semua barang”.  Asli gak tenang.

Namun dr semua hal berat itu, gw tetap bersyukur. Gw gak kenapa”. Dan gw masih dilindungi Allah dan orang” terkasih (my baa). Dan pastinya smua ini ada hikmahnya. Dan moga juga Desember Kelabu ini cepat berakhir. Karena banyak banget yang terjadi dan (harus) tercurahkan di bulan ini..

Dan kepada si Maling. Moga cepat tobat. Elo gak tau apa sekarang ini lagi musim bencana, tiba” besok gempa atau tsunami, dosa elo berlipat ganda! Huft…..

Yang Mau Aja…#Poker Chip# :p

Bingbu Net

Jual Chip Poker

5M = Rp 55.000,-
Paket 10M = Rp 100.000,-
Paket 20M = Rp 190.000,-
Paket 50M = Rp 450.000,-
Paket 100M+ = Contact me
(Harga bisa berubah sewaktu-waktu)

Spoiler for Rules pembelian paket ID:

N.B : Rules berlaku untuk semua jenis paket

Spoiler for Rules pembelian via table:

N.B : Rules berlaku untuk pembelian di atas 10M

Contact Person

0857 9313 6824

N.B : Klo YM off, sms/telf aja

Pembayaran

N.B : No rek bisa diminta di YM/sms/telf langsung .. Abaikan pesan sms/pm kaskus/pm ym dr nomor/ym selain di atas

Untuk kenyamanan & keamanan bersama gunakanlah Rekber

Menggemparkan Gempa

Media menjadi dua sisi mata uang yang dilema dalam memberikan informasi bencana. Apalagi memberitakan isu yang sedang berkembang di tengah masyarakat. Menjadi kabar penakut, atau memberikan informasi yang sebenarnya kepada masyarakat.

“Kita mengolah isu menjadi suatu yang bermanfaat. Masyarakat harus diberikan fakta informasi, sehingga menepis isu, bukan sekadar termakan fenomena alam ataupun ramalan semata,” lontar Wapemred Nasrian Bahzein dalam diskusi di dapur redaksi menjawab pertanyaan Pemred Padang TV, Vinna Melwanti.

Bersama Wapemred Posmetro Padang, Hendra Efison, pemberitaan isu terjadinya bencana dengan kekuatan dahsyat memang menjadi liputan andalan. Apalagi masyarakat haus akan informasi kebenaran, sementara pemerintah sampai saat ini selalu terkesan reaktif dalam menghadapi penanganan bencana, sejak tahun 2005. “Harus ada satu sumber informasi. Pemerintah pun juga harus satu koordinasi dengan berbagai pihak, baik ahli, LSM maupun tokoh ulama,” sambung Rian.

Masyarakat pun harus cerdas dalam menghadapi isu. Apalagi sudah bukan hal yang baru, isu itu beredar melalui via SMS pasca tsunami Aceh, Pangandaran dan gempa Nias, warga memilih mengungsi besar-besaran ke tempat yang lebih tinggi.

Bahkan, himbauan Gubernur Sumbar, dalam jumpa pers yang digelar digubernuran, seolah tak mampu meredam isu yang menyebar luas di masyarakat. Tetap saja warga di zona merah memilih mengungsi, demi menyelamatkan diri dan keluarga.

“Namun terlepas dari isu tersebut, pemerintah seharusnya terus melakukan langkah-langkah mitigasi. Di kota Padang sendiri, jalur Alai-By Pass, yang digadang-gadang mampu menjadi jalur alternatif evakuasi jika terjadi tsunami, hingga kini masih terkatung-katung,” kata Soni Alis panggilan akrab Hendra Efison.

Proses pengerjaan terhambat, karena terkendala pembebasan lahan. Sementara itu jalur evakuasi di kawasan Kurao Pagang juga bernasib sama, belum kunjung selesai, karena tersandung persoalan hukum, akibat pembebasan lahan. “Belum lagi dana bantuan gempa tahun 2007 dan 2009 yang disunat dengan dalih administrasi oleh fasilitator. Jangan dibuat ini sebagai proyek, kasian masyarakat,” sambung Rian.

Program dapur redaksi yang ditayangkan setiap Sabtu pukul 20.00 WIB ini mengupas berita yang diangkat dalam seminggu, di Harian Pagi Padang Ekspres dan Posmetro Padang. Saksikan hanya di Padang TV. (vin)

Mau Dibawa Kemana Penanganan Bencana?

WAJAH Nasrian Bahzein dan Hendra Efison tampak serius berdiskusi di sudut ruangan redaksi. Keduanya semangat membahas managemen penanganan bencana yang kacau. Apalagi pemerintah seharusnya lebih belajar terhadap kesalahan koordinasi yang terjadi selama 5 tahun ini.

“Kesalahan pendataan, bantuan, bahkan publikasi selalu menjadi hal yang berulang. Anggaran pemerintah tak hanya tak pro bencana, namun daya serapnya pun memiriskan. Ada yang sepakat dengan saya?,” nimbrung Pemred Padang TV Vinna Melwanti dalam diskusi duo Wapemred Padang Ekspres dan Posmetro Padang itu.

Diskusi dalam dapur redaksi memang menjadi bagian penting dalam penyuguhan berita. Pengawalan serta penyuguhan data up to date menjadi hal yang tak bisa ditawar. Namun yang paling penting ialah solusi yang diberikan kepada pemerintah terhadap permasalahan bencana yang semakin akrab di ranah ini.

“Seharusnya pemerintah lebih transparasi memberikan keadaan yang sebenarnya kepada masyarakat. Sudah waktunya memperluas akses informasi, harus ada sms center, web center, lembaga pustaka hingga pusat pelatihan,” celetuk Hendra Efison sambil menyeruput kopi di atas meja.

Nasrian pun menyoal anggaran pusat yang besar seharusnya bisa diserap pemerintah daerah lebih maksimal. Implementasinya pun jangan hanya sebatas ceremony semata. “Kalaupun ada hanya simulasi ataupun seminar. Kita perlu lebih dari itu. Pelatihan dan SDM mitigasi personil yang minim harus segera ditingkatkan,” sambung Rian, panggilan akrab Nasrian.

Anggaran memang menjadi hal yang vital dalam managemen tanggap bencana. Terlebih ditemukan beberapa anggaran APBN yang hanya diserap 0 koma sekian persen saja. Bahkan ternyata ditemukan adanya program sistem komunikasi di kepulauan Mentawai sebesar Rp350 miliar dalam dana APBN Tahun 2009, yang hingga akhir tahun 2010 ini belum dikerjakan.

“Kita pun sepakat, bahwa media kini harus cerdas dalam memberitakan peristiwa bencana. Sudah saatnya, media tak memberikan pemberitaan kulit-kulitnya saja. Sehingga para wartawan kedepan, diberikan pelatihan mitagasi bencana dalam ,” tukuk Vinna mengakhiri diskusi.

Program dapur redaksi yang ditayangkan setiap Sabtu pukul 20.00 WIB ini mengupas berita yang diangkat dalam seminggu, di Harian Pagi Padang Ekspres dan Posmetro Padang. Saksikan hanya di Padang TV. (vin)

Padang TV Peduli

 Terjangan tsunami yang menyapu bumi sikerai 25 Oktober malam, menghentakan jiwa. Duka sepertinya terus menyelimuti Sumbar. Padang TV sebagai salah satu media di Sumbar terpanggil membantu sesama dengan membuka rekening peduli.

Bekerjasama dengan berbagai pihak, salahsatunya BNI, Padang TV membantu mengirimkan bantuan berupa logistik, diesel, tenda, tabung penampung air bersih, obat medis dan pakaian untuk korban Mentawai.

Bantuan pun diberikan secara berkala. Bantuan tahap satu dikirim melalui Kapal milik Asosiasi Kapal Pesiar Sumatera Barat. Sementara bantuan kedua melalui kapal sewaan PSKP Santo Yusuf. “Hal ini semata-mata beranjak dari rasa peduli terhadap sesama,” ujar GM Padang TV, Rita Gusveniza.

Sementara pola distribusi yang dilakukan pun dengan cara terkoordinasi. “Kita meminta bantuan Basarnas, Pol Airud, PMI serta marinir dalam mengawal bantuan ini. Sehingga diharapkan bantuan ini tepat sasaran,” sambung Ass Manager Produksi Tandri Eka Putra di sela sela kesibukannya mendata bantuan.

Program peduli ini dirasa perlu seiring minimnya bantuan yang diterima korban tsunami yang tersebar dengan lokasi yang berjauhan. “Apalagi di 55 dusun yang ada hanya sekitar 20 dusun yang baru terjangkau dan diberikan bantuan,” ungkap Ericka Marta, wartawan Padang TV yang meliput di lokasi bencana sehari setelah bencana terjadi.

Selain membuka posko bantuan peduli Mentawai dengan bekerjasama Riau Pos Grup, Paddang TV membuka Rekening BNI berbagi dengan No 01.56537821 atas nama PT Padang Media Televisi. Bagi masyarakat yang ingin mentalurkan bantuannya bisa mengirimkannya melalui media tersebut. Padang TV

Konser Amal
Sementara itu, Padang TV juga menggelar konser amal dalam event yang digelar Minggu (31/10) di lapangan Imam Bonjol. Konser amal untuk bantuan korban tsunami ini diisi dengan berbagai acara, seperti kontes dangdut dan juga lomba fashion anak.
”Acara yang disponsori Hayati ini juga akan disumbangkan kepada korban Mentawai,” ujar Manager Marketing Darmendra di lokasi.

Even yang dimulai pukul 14.00 WIB hingga 18.00 ini juga bermaksud untuk memberi apresiasi kepada para pemusik dangdut di Sumbar yang belum mendapatkan wadah dalam menampilkan bakat mereka. Antusias pun terlihat dari peserta yang mendaftar sebanyak 35 orang.

Sementara sebelumnya, Padang TV juga menggelar lomba mewarnai tingkat TK yang diikuti oleh 9 TK di Kota Padang di Lapangan Imam Bonjol Padang, Sabtu (30/10). Dari 36 peserta, tampil sebagai pemenang Nisa TK Semen Padang juara 1. Disusul Hanif Rahmah Juara II dari TK permata Ibu serta Deni Ela Utami TK Negri Pembina. Padang TV Peduli, Padang TV Maju Bersama. (vin)